1. Vitamin B1 (Tiamin)
Tiamin atau lebih dikenal dengan nama vitamin B1 mempunyai peranan yang
penting dalam tubuh manusia. Hal ini terutama dalam metabolisme
karbohidrat untuk pembentukan energi, memelihara fungsi jaringan saraf,
dan fungsi hati. Kecukupan vitamin B1 yang dianjurkan dikaitkan dengan
kecukupan energi, yakni sekitar 0,4 mg untuk setiap 1.000 kalori.
Prinsipnya, tiamin berperan sebagai enzim dalam reaksi-reaksi yang
menghasilkan energi dari karbohidrat dan memindahkan energi untuk
membentuk senyawa kaya energi yang disebut adenosine trifosfat (ATP).
Tiamin tidak bisa disimpan banyak oleh tubuh, tetapi dalam jumlah
terbatas dapat disimpan di dalam hati, ginjal, jantung, otak, dan otot.
Jika tiamin terlalu banyak dikonsumsi, kelebihannya akan dibuang melalui
air kemih.
Orang yang kekurangan vitamin B1 beresiko menderita penyakit beri-beri,
oedema, dan degenerasi jaringan otot. Pengidap penyakit beri-beri
beresiko besar terserang gangguan saraf. Jika kekurangan vitamin ini
terjadi pada orang dewasa, penderita akan mudah terkena gangguan
jantung, sehingga menyebabkan adanya penumpukan cairan di jaringan kaki
bagian bawah atau di persendian. Penyakit ini dikenal sebagai beri-beri.
Selain itu, tiamin berfungsi untuk meningkatkan system kekebalan tubuh,
mencegah rematik, kanker, arterosklerosis, dan stroke. Dalam makanan
sehari-hari, sumber vitamin B1 antara lain bisa ditemukan pada daging,
berbagai biji-bijian dan tumbuhan polong-polongan.
2. Vitamin B2 (Riboflavin)
Vitamin B2 diperlukan tubuh untuk memproses asam amino, lemak dan
karbohidrat hingga menghasilkan energi ATP. Vitamin ini juga berperan
dalam membantu degenerasi sel kulit. Selain sebagai senyawa yang kaya
energi, ATP juga berperan sebagai antioksidan di dalam tubuh.
Penyerapan riboflavin paling banyak terjadi pada usus kecil. Vitamin ini
disimpan di dalam tubuh dan sebagain kecil disimpan di hati dan ginjal.
Kelebihan vitamin B2 dibuang bersama urine yang biasanya ditandai
dengan warna cairan yang kuning kehijauan. Dalam makanan sehari-hari,
sumber riboflavin diantaranya ragi, biji-bijian, tumbuhan
polong-polongan, hati, ikan tongkol, belut, telur, kerang, rumput laut,
sayuran hijau, jamur, kol, wortel, mentimun, apel, alpukat, kacang hijau
dan kacang merah.
3. Vitamin B3 (Niasin Nicotinic Acid)
Kadar kolesterol yang jahat dalam tubuh bisa diturunkan atas peranan
vitamin B3. Kehadiran LDL (low density lipoprotein) dan triglyserida
sebagai kolesterol yang merugikan akan digantikan dengan HDL (high
density lipoprotein) hingga bisa mengurangi risiko terkena penyakit
pembuluh darah dan jantung koroner. Fungsi lainya adalah membantu
metabolisme untuk menghasilkan energi. Gejala kekurangan gangguan
mental, dan lain-lain. Sumber vitamin B3 diantaranya adalah hati,
daging, biji-bijian, polong-polongan.
4. Vitamin B6 (Piridoksin)
Vitamin B6 akrab dikalangan orang yang berusia dia atas 40 tahun.
Pasalnya, pada usia matang ini, daya serap vitamin pada saluran cerna
sudah menurun. Dalam tubuh, vitamin ini diubah menjadi piridoksal fosfat
yang merupakan koenzim dalam metabolisme berbagai asam amino.
Kekurangan vitamin B6 menimbulkan kelainan kulit berupa dermatitis
seboroik (peradangan kulit karena aktivitas berlebihan dari kelenjar
lemak kulit), peradangan selaput lendir mulut dan lidah, kelainan
susunan saraf pusat, serta gangguan system eritropoetik berupa enemia
hipokrom mikrositer. Kekurangan vitamin B6 juga menurunkan system
kekebalan tubuh sehingga mudah terkena infeksi dan menurunnya kesehatan
jantung, mudah terbentuknya batu ginjal, serta menurunnya fungsi kontrol
otot dan panca indera. Vitamin ini bisa didapatkan dari ragi,
padi-padian utuh, pisang, ubi jalar, gandum, jagung, sayuran, daging,
kacang-kacangan seperti kedelai, makanan yang berasal dari laut, dan
hati.
5. Vitamin B12 (Sianokobalamin)
Vitamin B12 bersama-sama dengan asam folat berperan penting dalam
metabolisme antar sel di dalam tubuh. Kekurangan vitamin B12 membuat
perkembangan tubuh menjadi lambat dalam waktu yang cukup lama. Keadaan
ini ditandai dengan gangguan pembentukan dan perkembangan sel darah
(hematopoiesis) yan menimbulkan enemia megaloblastik (suatu jenis anemia
dengan sel-sel darah merah yang besar-besar), gangguan neurology
seperti berkurangnya daya ingat dan gangguan keseimbangan, kerusakan sel
epitel terutama epitel saluran cerna, serta debilitas umum atau
kelemahan secara umum.
Orang yang berumur lebih dari 50 tahun sebaiknya menambah jumlah
konsumsi vitamin B12. Kekurangan vitamin B12 menyebabkan anemia.
Defisiensi vitamin B12 umumnya terjadi pada usia lanjut akibat
berkurangnya daya serap terhadap vitamin pada saluran cerna. Keadaan ini
bisa terjadi akibat menurunnya produksi asam lambung; menurunnya
produksi pepsin (enzim protease yang dihasilkan kelenjar lambung);
terjadinya gastritis (peradangan lambung) karena menurunnya fungsi sel,
jaringan, atau alat tubuh; dan menurunnya factor intrinsic (bahan
organik dalam sel yang bisa diabsorbsi atau dimetabolisme). Makanan
sehari-hari yang mengandung vitamin ini diantaranya adalah daging,
telur, dan produk sapi perah.
6. Vitamin B15
Vitamin B15 berperan sebagai penangkap radikal bebas dan oksigenator
jaringan tubuh. Vitamin ini disebut juga asam pangamik. Vitamin B15
berasal dari asam amino glycine. Asam pangamik adalah ester yakni
senyawa yang dihasilkan dari asam glukonik yang bersenyawa dean
dimethylglycine. Asam glukonik ini banyak terdapat pada gula bit.
Makanan yang mengandung vitamin B15 adalah kacang-kacangan dan
biji-bijian.